Sabtu, 12 Oktober 2013

Tingginya Tuntutan Ekonomi, Jemaat Mulai Resah


Memang benarlah bahwa tidak cukup kita berdoa dan meminta sesuatu kepada Tuhan. Kita pun harus bekerja, mencari dan berusaha untuk mendapatkannya. Kata-kata Latin terkenal; “Ora et Labora” kiranya menjelaskan hubungan antara doa dan kerja dengan begitu indah. Meskipun demikian, sebagian orang masih tetap percaya bahwa meminta dengan penuh iman kepada Tuhan, dan walaupun tanpa bekerja tapi mereka pasti mendapatkan kelimpahan rahmat itu dari Tuhan. Mereka percaya bahwa ketika mereka tidak mencemaskan apa yang mereka akan makan atau minum, apa yang akan mereka pakai atau gunakan, tetapi memfokuskan diri pada Tuhan, maka Tuhan tidak tinggal diam untuk bertindak atau  memberi kepada mereka yang mereka perlukan. Tetapi sebagai manusia sering kali kita lemah dalam mengimplementasikannya dalam hidup ini.


Mengutip catatan khotbah Pdt. Oswald Rumbino,S.Th. pada peringatan 103 Tahun Injil di Tanah Sarmi “ Tak dapat dipungkiri, bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan di Sarmi semakin meresahkan masyarakat, diantaranya meningkatnya harga Ojek (Angkutan Umum Kendaraan Roda Dua), yang dinilai tidak seimbang dengan pendapatan yang diperoleh dalam sekali menjual sayuran di Pasar. Belum lagi masalah pendidikan dimana banyak guru yang sementara meninggalkan sekolah dan membiarkan sekolahnya tak ubah sebuah rumah hantu, meningkatnya status rujukan pasien dari Sarmi ke Jayapura, dimana semuanya ini tergantung keuangan yang dimiliki oleh keluarga pasien tersebut. Kondisi jarak transportasi Sarmi-jayapura yang teramat jauh diperkirakan sekitar 350 Km, ini sudah beberapa kali menelan korban rujukan. Penurunan minat beli masyarakat karena kurang beredarnya uang dalam daerah, pengusaha local yang selalu menjerit, karena hutang-hutangnya yang belum terbayar.
Hal ini membuat tanda Tanya besar dalah hidup Jemaat secara khusus di lingkungan Klasis GKI Sarmi Barat. Dimana seakan hilang makna pepatah yang mengatakan “Hari Esok Lebih Baik dari Hari Ini” mungkin kata kunci yang pantas terucap dari mulut Jemaat/rakyat adalah “ Akankah Hari Esok Lebih Baik Ya Tuhan ?” kami menanti karena Engkau Allah yang setia dan tak pernah Ingkar.
Diatas tanah ini Tuhan, kami semakin menjerit sebab, Kami hanya dapat memegang Kemudi tetapi kami tidak dapat menentukan Arus dan Angin. (I.S.Kijne). (jy)