Memang benarlah bahwa tidak cukup kita berdoa
dan meminta sesuatu kepada Tuhan. Kita pun harus bekerja, mencari dan berusaha
untuk mendapatkannya. Kata-kata Latin terkenal; “Ora
et Labora” kiranya menjelaskan hubungan antara doa dan kerja
dengan begitu indah. Meskipun demikian, sebagian orang masih tetap percaya
bahwa meminta dengan penuh iman kepada Tuhan, dan walaupun tanpa bekerja tapi mereka
pasti mendapatkan kelimpahan rahmat itu dari Tuhan. Mereka percaya bahwa ketika
mereka tidak mencemaskan apa yang mereka akan makan atau minum, apa yang akan
mereka pakai atau gunakan, tetapi memfokuskan diri pada Tuhan, maka Tuhan tidak
tinggal diam untuk bertindak atau memberi kepada mereka yang mereka
perlukan. Tetapi sebagai manusia sering kali kita lemah dalam
mengimplementasikannya dalam hidup ini.
Mengutip catatan
khotbah Pdt. Oswald Rumbino,S.Th. pada peringatan 103 Tahun Injil di Tanah
Sarmi “ Tak dapat dipungkiri, bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan di Sarmi
semakin meresahkan masyarakat, diantaranya meningkatnya harga Ojek (Angkutan
Umum Kendaraan Roda Dua), yang dinilai tidak seimbang dengan pendapatan yang
diperoleh dalam sekali menjual sayuran di Pasar. Belum lagi masalah pendidikan
dimana banyak guru yang sementara meninggalkan sekolah dan membiarkan
sekolahnya tak ubah sebuah rumah hantu, meningkatnya status rujukan pasien dari
Sarmi ke Jayapura, dimana semuanya ini tergantung keuangan yang dimiliki oleh
keluarga pasien tersebut. Kondisi jarak transportasi Sarmi-jayapura yang
teramat jauh diperkirakan sekitar 350 Km, ini sudah beberapa kali menelan
korban rujukan. Penurunan minat beli masyarakat karena kurang beredarnya uang
dalam daerah, pengusaha local yang selalu menjerit, karena hutang-hutangnya
yang belum terbayar.
Hal ini membuat
tanda Tanya besar dalah hidup Jemaat secara khusus di lingkungan Klasis GKI
Sarmi Barat. Dimana seakan hilang makna pepatah yang mengatakan “Hari
Esok Lebih Baik dari Hari Ini”
mungkin kata kunci yang pantas terucap dari mulut Jemaat/rakyat adalah “ Akankah Hari Esok Lebih Baik Ya Tuhan ?”
kami menanti karena Engkau Allah yang setia dan tak pernah Ingkar.
Diatas tanah ini
Tuhan, kami semakin menjerit sebab, Kami hanya dapat memegang Kemudi tetapi
kami tidak dapat menentukan Arus dan Angin. (I.S.Kijne). (jy)