Sabtu, 12 Oktober 2013

Mini Orasio Homolia



SERATUS TIGA TAHUN PEKABARAN INJIL DI SARMI DALAM PRESPEKTIF TEOLOGI PENCIPTAAN ( Kej. 1 :10c, 21c, 25c ; Mat. 4:23)
Oleh : Pdt. Oswald Rumbino,S.Th

“Allah melihat bahwa semuanya itu baik” (Kej. 1 :10c, 21c, 25c)

Perayaan 103 Tahun Injil di Sarmi, dalam prespektif teologi penciptaan meletakan dipundak gereja dan pemerintah paling sedikit dua pekerjaan besar dan berkesinambungan yaitu membebaskan dari kuasa kegelapan dan melepaskan manusia dari kemiskinan.

Pertama, tugas gereja (yang lahir dari hasil pekabaran Injil) adalah memberitakan Injil Kerajaan Allah. Dan Injil itu bukan hanya kata-kata kosong, tetapi sebuah tindakan nyata. Menurut rumusan Matius 4:23,  Melenyapkan segala penyakit dan kelemahan diantara bangsa itu” ke empat Penginjil dalam Perjanjian Baru menyaksikan bahwa dengan kehadiran Yesus Kristus, Kerajaan Allah itu Nyata. Hal ini nampak dalam seluruh hidup dan Pekerjaan Yesus Kristus. Karena itu tugas anggota sidi jemaat GKI Sarmi adalah menghidupkan kembali nilai-nilai Injil dalam Kehidupan sehari-hari.Hidup yang kita jalani  hari ini dan seterusnya akan lebih hidup jika dijalani dalam hubungan dengan Tuhan,dan dengan sesama Dalam,pesrspektif teologi penciptaan kita percaya bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi denan segala isinya dan bahwa Ia memelihara ciptaan Nya menunjukkan keterlibatan,Allah dalam hidup manusia. Tidak ada sedikitpun dari ciptaan itu ada di luar kekuasaan Allah Ia adalah pemilik dan penguasa bumi ini. Untuk itu. Suara gereja tentang kasih. Kebenaran dan keadilan. Keberpihakan, kesetaraan, toleransi harus terus didengungkan di pesisir kota ombak Sarmi. Bentuk nyata dari seruan itu antara lain : peredaran miras sudah harus dihentikan, titik-titik prostitusi di Sarmi sudah harus dibumihanguskan, keterikatan kepada ilmu sihir, suwangi, guna-guna, fui-fui, doti sudah harus dilepas,kekerasan dalam rumah tangga sudah harus di hentikan keberpihakan pada masyarakat kecil menuntut kepekaan setiap pemimpin. Contoh kongkrit  : sarana angkutan (ojek) sudah sangat mencekik rayat kecil. Mama-mama penjual sayur di pasar, Mararena, pasar kampung, hasil jualanya sama dengan harga ojek untuk kembali ke kampung. Pembangunan mesti memanusiakan manusia dan memberi hidup. “Melenyapkan segala penyakit dan kelemahan” sebagai kata kunci dalam Matius 4 : 23 sebagai kuk yang dipasang di pundak setiap pemimpin di negeri ini. Kedua, dalam perspektif teologi penciptaan maka di pundak gereja dan pemerintah diletakkan sebuah tugas yaitu melepaskan manusia dari kemiskinan. Tugas ini memberi erat dengan eksistensi manusia yang mendengar dan menerima Injili itu.Seperti Yesus, setelah mengajar lima ribu orang Ia memberi mereka makan. Menurut yang dituturkan oleh Markus sebagai berikut : Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid Nya kepada Nya dan berkata, Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan dikampung-kampung di sekitar ini” Tetepi jawab-nya, Kamu harus memberi mereka makan”(Markus 6 : 35-37) Ketika murid-murid mau agar Yesus menyuruh orang banyak membeli makanan di kampung-kampung, justru sebaliknya Yesus menyuru murd-murid itu untuk memberi mereka makan. Tindakan nyata yang dibutukan. Dan bukan lagi pernyataan belaka.Dalam perspektif teologi penciptaan. Seratus tiga tahun penduduk Sarmi dijamah oleh injil dan injil dan injil pada dirinya adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Dan penyelamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus mencakup semua aspek kehidupan. Karena itu. Allah melihat semuanya itu amat baik. Namun fakta berkata lain Kerusakan alam karena keserakahan manusia.kerusakan moral, miras, pergaulan bebas, KKN sebagai penyakit yang sudah kronis sedang menggerogoti kita. Amin