Jumat, 27 September 2013

Hak Pelayan Tuhan

1 Korintus 9:1-12

Mengapa tiba-tiba Paulus membicarakan hak rasuli di pasal 9 ini? Sepertinya ini topik yang tidak berhubungan dengan pasal 8. Namun, kita bisa melihat hal ini sebagai teladan dari rasul Paulus. Seperti nasihat Paulus agar jangan sampai pengetahuan seseorang menjadi batu sandungan bagi orang lain (pasal 8), demikian juga hal rasuli jangan sampai mengganggu pelayanan rasul kepada jemaat. Itu sebabnya, walau memiliki hak rasuli, Paulus memilih tidak menggunakannya demi kepentingan pengabaran Injil (12b dst.). Di sisi lain, mungkin juga ada jemaat Korintus yang meragukan kerasulan Paulus.

Paulus meyakinkan jemaat Korintus bahwa dia benar-benar rasul Kristus (1-3). Bukankah mereka percaya kepada Kristus dari hasil pemberitaan Injilnya (1-2)? Gereja Korintus adalah buah pelayanan misi Paulus. Paulus menyadari betul akan haknya sebagai seorang rasul sama seperti para rasul dan hamba Tuhan lainnya (4-6). Untuk lebih menguatkan argumennya, Paulus membandingkan dirinya dengan contoh lazim saat itu, yaitu kehidupan seseorang yang menjalani hidup dari hasil profesinya (7).

Paulus mengajarkan prinsip Taurat yang terdapat di Ulangan 25:4. Paulus menjelaskan bahwaseorang pembajak mengharapkan hasil bajakan sama seperti pemilik pengirikan mengharapkan hasil gandum yang diirik. Bukan hanya lembu, tetapi pemilik pengirikan juga harus menikmati hasil pengirikan tersebut! Bagi Paulus itu berarti seorang pemberita Injil berhak menikmati berkat darimereka yang menerima berita Injil, yaitu jemaat Korintus sendiri. Karena jemaat Korintus telah menerima berkat rohani dari pelayanan Injil Paulus, maka tidak berlebihan kalau Paulus menerima berkat jasmani dari jemaat Korintus (11-12a).

Kita adalah pelayan Kristus dan Tuhan menjanjikan upah bagi pelayan yang setia. Salah satu bentuk upah adalah buah pelayanan yang dapat kita lihat, seperti pertobatan atau pertumbuhan jemaat. Sebagai pelayan yang baik, sama seperti Paulus, bukan upah jasmani atau kepuasan jiwa yang kita kejar.