Perkembangan
peradaban penyebaran agama kristen pertama kali di Papua berupa pendirian
sekolah berpola asrama “Zending” (setingkat SMP) di Teluk Wondama pada tanggal
25 oktober 1925. Salah satu program pendidikan tersebut berupa sekolah
pendidikan guru dalam rangka menyiapkan tenaga guru untuk wilayah terpencil; Materi
pembelajaran yang utama berupa jiwa kewirausahaan yang diterapkan berupa
pengembangan pertanian dan peternakan serta jiwa kepemimpinan bagi siswa; Pada
tanggal 8 Maret 1962 gereja mendirikan sebuah yayasan yang dikenal dengan Yayasan
Pendidikan Kristen (YPK) mulai dari
tingkat TK sampai SMA. Saat ini YPK GKI memiliki sekolah sebanyak 672 buah
Sekolah
berpola asrama yang dimiliki Gereja GKI khusus untuk siswa yang berasal dari
wamena berlokasi di abepura dengan daya tampung sebanyak 200 siswa yang sedang
studi di beberapa perguruan tinggi di jayapura; Asrama putri berlokasi di
Padang Bulan, Payapura
Di
Manokwari Yayasan Gereja GKI memiliki sekolah berpola asrama setngkat D-1 dan
sedang dalam proses peningkatan menjadi universitas (S-1). Universitas Otouw
Geisler yang dimiliki oleh Yayasan Gereja GKI juga direncanakan pengembangan
asrama bagi siswa yang berasal dari wilayah pegunungan tengah;
pengembangan
sekolah berpola asrama bagi siswa berprestasi. Usulan lokasi sekolah berpola
asrama diusulkan bertempat di Aitumeri, Wasior, Kab. Teluk Wondama, mengingat
keterkaitan batin dan sejarah peradaban kawasan Watumeri sebagai pusat
perkembangan pendidikan pertama di Tanah Papua. Saat ini sudah ada sekolah
setingkat SMP namun belum ada asramanya, Yayasan Gereja GKI telah menyampaikan
kepada Bapak Presiden saat mengunjungi Pulau Mansinam beberapa saat lalu,
bantuan pembangunan masih berasal dari pendanaan Pemerintah Kabupaten Teluk
Wondama. Saat penjajahan Jepang banyak guru-guru yang didatangkan oleh
Pemerintah Belanda melalui Otouw Geisler yang berasal dari Jawa, ke Wondama
namun dibunuh oleh Pemerintah Jepang. Kami memiliki 1837 umat basis di Tanah
Papua yang meliputi Papua dan Papua Barat.
Dengan
kekuatan gereja, setiap tahunnya kami membiayai 2 orang studi S-3 dan 2 orang
studi S-2 tamatan S-1 Uncen. YPK GKI
telah mengembangkan sekolah berpola asrama sejak sebelum jaman kemerdekaan
sangat berharap mendapat perhatian dalam pengembangan sekolah berpola asrama,
mengingat pengalaman YPK dalam
Dengan demikian jika dilihat dari uraian ini,
maka pengembangan Sumber Daya Manusia di Tanah Papua dapat berhasil dengan
salah satu jalan mengembangkan pendidikan berpola asrama, karena hal ini telah
terbukti dan teruji sejak tahun 1925 oleh Yayasan Pendidikan Kristen sebagai
satu-satunya anak sulung yang membuka tirai Pendidikan di Tanah Papua. Oleh karenanya
dalam mengembangkan SDM di Tanah Papua, sepatutnya Pemerintah tidak memandang Sekolah
Yayasan Pendidikan Kristen hanya dengan
sebelah mata, karena sebagian besar Karya YPK adalah mereka yang telah memiliki
strata sosial yang baik dibidang kariernya diatas Tanah ini. Pemerintah
seyogyanya merangkul GKI di Tanah Papua sebagai Partner/relasi kerja yang baik
untuk memajukan Pendidikan bagi Orang Papua, untuk mendorong tercapainya visi
pemerintah dibidang pembangunan Sumber Daya Manusia, melalui Alokasi dana
Otsus, karena dana OTSUS dimata masyarakat Papua saat ini banyak yang
menilainya gagal, karena kebijakan yang diambil jauh dari apa yang seharusnya
dibutuhkan masyarakat, namun yang diberikan adalah apa yang diinginkan para
pemegang kebijakan, Akhirnya kami (orang Papua) tidak mersakan resapan dan
tetsan dana OTSUS tersebut.(dh)