Senin, 30 September 2013

GKI siap Kerjasama Bangun SDM Papua

Perkembangan peradaban penyebaran agama kristen pertama kali di Papua berupa pendirian sekolah berpola asrama “Zending” (setingkat SMP) di Teluk Wondama pada tanggal 25 oktober 1925. Salah satu program pendidikan tersebut berupa sekolah pendidikan guru dalam rangka menyiapkan tenaga guru untuk wilayah terpencil; Materi pembelajaran yang utama berupa jiwa kewirausahaan yang diterapkan berupa pengembangan pertanian dan peternakan serta jiwa kepemimpinan bagi siswa; Pada tanggal 8 Maret 1962 gereja mendirikan sebuah yayasan yang dikenal dengan Yayasan Pendidikan  Kristen (YPK) mulai dari tingkat TK sampai SMA. Saat ini YPK GKI memiliki sekolah sebanyak 672 buah

Sekolah berpola asrama yang dimiliki Gereja GKI khusus untuk siswa yang berasal dari wamena berlokasi di abepura dengan daya tampung sebanyak 200 siswa yang sedang studi di beberapa perguruan tinggi di jayapura; Asrama putri berlokasi di Padang Bulan, Payapura
Di Manokwari Yayasan Gereja GKI memiliki sekolah berpola asrama setngkat D-1 dan sedang dalam proses peningkatan menjadi universitas (S-1). Universitas Otouw Geisler yang dimiliki oleh Yayasan Gereja GKI juga direncanakan pengembangan asrama bagi siswa yang berasal dari wilayah pegunungan tengah;
pengembangan sekolah berpola asrama bagi siswa berprestasi. Usulan lokasi sekolah berpola asrama diusulkan bertempat di Aitumeri, Wasior, Kab. Teluk Wondama, mengingat keterkaitan batin dan sejarah peradaban kawasan Watumeri sebagai pusat perkembangan pendidikan pertama di Tanah Papua. Saat ini sudah ada sekolah setingkat SMP namun belum ada asramanya, Yayasan Gereja GKI telah menyampaikan kepada Bapak Presiden saat mengunjungi Pulau Mansinam beberapa saat lalu, bantuan pembangunan masih berasal dari pendanaan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama. Saat penjajahan Jepang banyak guru-guru yang didatangkan oleh Pemerintah Belanda melalui Otouw Geisler yang berasal dari Jawa, ke Wondama namun dibunuh oleh Pemerintah Jepang. Kami memiliki 1837 umat basis di Tanah Papua yang meliputi Papua dan Papua Barat.  
Dengan kekuatan gereja, setiap tahunnya kami membiayai 2 orang studi S-3 dan 2 orang studi S-2 tamatan S-1 Uncen.  YPK GKI telah mengembangkan sekolah berpola asrama sejak sebelum jaman kemerdekaan sangat berharap mendapat perhatian dalam pengembangan sekolah berpola asrama, mengingat pengalaman YPK dalam
Dengan demikian jika dilihat dari uraian ini, maka pengembangan Sumber Daya Manusia di Tanah Papua dapat berhasil dengan salah satu jalan mengembangkan pendidikan berpola asrama, karena hal ini telah terbukti dan teruji sejak tahun 1925 oleh Yayasan Pendidikan Kristen sebagai satu-satunya anak sulung yang membuka tirai Pendidikan di Tanah Papua. Oleh karenanya dalam mengembangkan SDM di Tanah Papua, sepatutnya Pemerintah tidak memandang Sekolah Yayasan  Pendidikan Kristen hanya dengan sebelah mata, karena sebagian besar Karya YPK adalah mereka yang telah memiliki strata sosial yang baik dibidang kariernya diatas Tanah ini. Pemerintah seyogyanya merangkul GKI di Tanah Papua sebagai Partner/relasi kerja yang baik untuk memajukan Pendidikan bagi Orang Papua, untuk mendorong tercapainya visi pemerintah dibidang pembangunan Sumber Daya Manusia, melalui Alokasi dana Otsus, karena dana OTSUS dimata masyarakat Papua saat ini banyak yang menilainya gagal, karena kebijakan yang diambil jauh dari apa yang seharusnya dibutuhkan masyarakat, namun yang diberikan adalah apa yang diinginkan para pemegang kebijakan, Akhirnya kami (orang Papua) tidak mersakan resapan dan tetsan dana OTSUS tersebut.(dh)