Fungsi dan peran Bapa dalam Rumah Tangga Kristen
(oleh : Pdt. Robbi Depondoye)
Pendahuluan :
Bapa dapat diibaratkan :
- Sebagai Matahari memberikan cahaya kehidupan dalam kegelapan.
- Sebagai Awan yang memberikan perlindungan dan pengayoman.
- Sebagai Jalan Raya yang megarahkan kepada tujuan kehidupan
- Sebagai embun yang memberikan kesejukan dan kesegaran
- Sebagai Pohon yang Rimbun tempat perteduhan yang nyaman .
Berbicara tentang fungsi dan
peran Seorang Bapa dalam Rumah tangga Kristen , sesungguhnya mempunyai banyak
keterkaitan dan sangat luas untuk dijabarkan , mengingat dari segala
keterbatasan yang ada maka dalam Seminar Sehari PKB GKI Jemaat Enem-Haezer
Sarmi ini, saya hanya dapat menyampaikan secara sepintas dan tidak mendetail,
sementara hal-hal praktis yang merupakan
realita lapangan akan kita gumuli
bersama dalam dialog-dialog sebentar
nanti.
Saya mengumpamakan Bapa itu seperti AIR yang dapat memberikan makna afiliasi yaitu
menjadi sumber kehidupan tetapi
dapat juga menjadi sumber Kematian ”.
Asal mula seorang bapak dari mana ?
Dari semula Allah Sendiri
mempunyai inisiatif untuk menghadirkan seorang Bapak ketika Allah memciptakan
Manusia. (Kej.1:26-28) “Beranak cuculah, penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu….(18).
Dan sesungguhnya seorang Bapa itu
berasal dari Adam dan Adam berasal dari Allah ( Luk.3:38),
dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa
seorang Bapa itu sesungguhnya berasal dari Allah sendiri.
Apa fungsi dan peran sebagai bapak ?
Dari sekian Banyak Peran dan Fungsi seorang bapak dalam Rumah Tangga seperti yang termuat dalam Alkitab maka berikut ini hanya beberapa
yang dapat saya kemukakan
misalnya :
Ø Penerus Garis keturunan :
Bapak sebagai media
kesinambungan keturunan manusia, sesuai
dengan amanat ketika penciptaan, “ Barenak cuculah ; bertambah banyak;
penuhilah bumi….” (Kej.1:28a).
Ø Pelindung dan Pemelihara .
Yakub membagi
rombongannya menjadi beberapa, hanya karena hendak melindungi anak-anak dan isterinya ( Kej.20:13), (
Kej.32) Yakub menyeberangkan Isteri dan
anak-anaknya di Sungai Yabok (
Kej.32:22-23).
Ø pemberi berkat :
Alkitab Perjanjian
Lama meceritakan kisah bagimana seorang
Bapa pada masa akhir hidupnya selalu memberikan berkat kepada Anak-anaknya seperti,
Ishak memberkati Yakub dan Esau (
Kajadian 27:26-29 ,339-40). Yusuf memberkati : Yusuf anaknya (Kej.48:15-16)
juga memberkati Menase dan Efraim ( Kej.48:18-20).
Ø Bapa sebagai Pemimpin :
Sesungguhnya Bapa adalah pemimpin dan kepala dalam Rumah
Tangga. (Ester1:22, Ef.5:23)Sara menyebut Abraham Tuannya ( Kej.18:12). Yang
mengatur, mengandalikan , mengarahkan Isteri dan anak-anak di dalam Rumah Tangga.
Ø Bapa sebagai Pengajar :
Allah sendiri
memberikan amanat , sebagai pengajar kepada setiap bapak yang datang menerima
pengajaran Hukum TUHAN dari Musa : “Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini
haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajrkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu apa bila engkau duduk
dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apa bila engkau bangun…… “ ( Ulangan 6:7-9). “ Hai anakku
dengarkanlah didikan ayahmu…” (Amsal 1:8).
Ø Pemberi makan / nafkah :
Seorang suami
atau Bapa adalah tulang punggung yang
menghidupkan Rumah tangganya, dengan
usahanya sebagai Petani,Peternak ataupun sebagai saudagar, bahkan ada
yang menjadi pejabat dalam istana kerajaan(1Raj.4:1-7) . Boas dari Betlehem sebagai memilik ladang (
Rut 2:1-23), Sebagai Pengusaha seperti Nabal di Karmel ( 1 Samuel 25:2).
Ø Imam dan Pendoa :
Seorang Bapa
adalah pemimpin Ibadah, yang mengatur persembahan dan yang juga mengantarkan persembahan keluarganya
dihadapan Tuhan ( Kej.22:19), Dan Yang berdoa memohon Berkat Perlindungan
Tuhan terhadap keluarga dan sanak
saudaranya (Kej.18:16-33) Yakob Mengajak istri dan anak-anaknya ke Betel untuk
beribadah kepada Allah (Kej.35:1-15) Ayub secara Rutin selalu berdoa
menguduskan anak-anaknya dan mempersembahkan korban (Ayub 1: 5).
KARAKTER PARA BAPAK DALAM PERJANJIAN LAMA :
Berikut ini ada beberapa contoh
kasus dari para Bapak dalam Alkitab Perjanjian lama yang dapat kita pelajari
diantaranya seperti :
Abraham,
memperlakukan sarah Isterinya sebagai saudaranya sendiri ( Kej.
20 :11-13) dan juga selalu perhatian
kepada pertimbangan isterinya dalam segala kesukarang yang dihadapinya (Kej.
21:10-14, namun memberikan prioritas
kepada Firman/Perintah Allah dengan mengabaikan haknya sebagai seorang Bapak
(Kej. 22:1-19). Karena Iman Kepada Tuhan , Abraham taat kepada Allah dalam
segala Hal (band. Ibrani 11:8;Yak.2:21,23).
Yefta ,
mengikatkan nazarnya dengan Tuhan: “ Jikalau Engkau sunguh-sungguh
menyerahkan bani Amon itu kedalam
tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu
aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan kujadikan kepunyaan Tuhan,
dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran”.(Hak.11:30-31). Dan
Yefta melakukannya seperti nazarnya, walaupun itu adalah anak Tunggalnya
(Hak.11:34) dipersembahkan kepada Tuhan, karena Yefta memilih menyenangkan hati
Allah dari pada kesukaan hatinya sendiri.
Ayub : Kendatipun keselehannya
dicobai dengan berbagai penderitaan dan kemalangan besar , namun kesetiaan Ayub
kepada Tuhan Tidak berubah sampai dengan Allah memulihkan Ayub kembali. (baca
AYub 1-2,3 dan 42:7-17) “ Lalu Tuhan memulikan keadaan Ayub, setelah ia meminta
doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat
dari segala kepunyaannya dahulu” (Ayub 42:10).
Imam Eli : Sebagai Imam Allah, yang memimpin
Umat Israel dalam Bait Suci Allah, Anak-anaknya yang dursila; mereka tidak
mengindahkan TUHAN (1 Samuel 2:12) dan juga tidak lagi mengindahkan Teguran dan
Nasehat Eli ( 1 Sam.2:22-26), Eli lebih menghormati anak-anaknya dari pada
menghormati Allah (ay.29) sehingga ,
Firman Tuhan Kepadanya :”Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati,
tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang Rendah” (1 Samuel 2:30c).
Daud : Daud adalah seorang Raja yang besar , yang takut akan Tuhan dan selalu mengagungkan Tuhan dengan kecapi dan serulingnya, namun dia telah menjadi seorang Bapak yang mengarahkan anaknya tentang ketaatan dan kesetiaan kepada TUHAN Allah , sebelum anaknya Salomo menjadi Raja ( 1 Raj. 2 : 1-12).
Daud : Daud adalah seorang Raja yang besar , yang takut akan Tuhan dan selalu mengagungkan Tuhan dengan kecapi dan serulingnya, namun dia telah menjadi seorang Bapak yang mengarahkan anaknya tentang ketaatan dan kesetiaan kepada TUHAN Allah , sebelum anaknya Salomo menjadi Raja ( 1 Raj. 2 : 1-12).
Bagaimana Realita Bapak hari ini bagaimana ?
Untuk menunjang Tugas dan
Tanggung jawab Persekutuan Kaum Bapak,maka PKB
GKI di Tanah Papua mempunyai Visi
: Bapa adalah Imam di Tangah-tengah keluarga. Agar visi ini dapat tercapai dalam kenyataan hidup sehari-hari maka ada Misi yang harus diwujudkan yaitu :
“Menjadi Bapak yang hidup sederhana, Terhormat, Bijaksana, Sehat dalam iman,
kasih dan ketulusan “ dengan demikian
Titus 2:2 menjadi moto PKB GKI di Tanah
Papua.
Apakah yang dilakukan oleh Kaum Bapak di Sarmi hari
ini adalah sebuah realita yang tidak dapat disangkal oleh siapapun, bahwa
setandar kekudusan Allah dalam diri setiap Bapak telah terkikis oleh erosi tantangan dunia.
Diluar sana terlihat jelas dimata
kita :
- Bapak sudah kehilangan kehormatan dihadapan anak-anak dan isterinya
- Bapak sudah tidak bijaksana dalam membagi haknya dalam keluarganya dan dalam memimpin rumah tangganya
- Bapa tidak lagi menjadi teladan dalam hal iman dan percaya kepada TUHAN.
- Bapak sudak tidak lagi melakukan kewajibannya dalam Rumah tangga dan juga dalam tanggung jaban lainnya dengan kasih dan ketulusan.
- Dan masih banyak lagi yang lain .
Apakah yang harus dilakukan oleh PKB Jemaat
Eben-Haezer Sarmi ? Kita wajib untuk membenahi diri kita,
membiarkan semua ini terjadi dihadapan kita berarti kita sedang menyetujui
dan atua terlibat dalam
pengrusakan citra seorang Bapak, yang sesungguhnya adalah Citra Allah Sendiri .